Tokoh Wawasan

Lebih Kenal Dengan Sosok KH. Hasyim Muzadi

Bulan Agustus tahun 1944, setahun sebelum kemerdekaan Indonesia, Kyai Hasyim Muzadi dilahirkan. Nilai-nilai ke-Islaman dan jiwa pejuang telah ditanam pada dirinya sejak kecil oleh kedua orangtuanya yaitu H. Muzadi dan Hj. Rumyati. Bagai tanaman, sejak kecil beliau telah disiapkan dan dirawat dengan sangat baik melalui pendidikan dan lingkungannya. Riwayat pendidikan dasarnya beliau telah disekolahkan di Madrasah Ibtidaiyah atau Diniyah di Bangilan Tuban tempat kelahirannya. Kemudian dilanjukan dengan menjadi Santri di beberapa Pesantren diantarnya Pondok Darussalam Modern Gontor Ponorogo selama 12 tahun, Pesantren Senori dan juga Pesantren Lasem. Beliau melanjutkan study pendidikan tingginya di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Malang.  Dari proses pendidikannya tidak diragukan lagi, akar keislaman telah mengakar kuat dan dalam pada diri beliau. Tanaman itu telah tumbuh dengan baik serta mulai menumbuhkan buahnya.

Jiwa pejuang kepedulian terhadap izzul islam walmuslimin (kemuliyaan islam dan kaum muslimin) pun sungguh nampak, Beliau ikut terjun berperan aktif dalam kepengurusan organisasi terbesar di Indonesia yaitu Nahdhlatul ‘Ulama’ (NU). Beliau menjabat di NU sejak dari kepengurusan ranting, semakin dipercaya beliau terpilih sampai ditingkat wilayah (PWNU), hingga menjadi ketua umum PBNU. Sejak saat itulah Beliau mulai dikenal menjadi tokoh nasional. Sempat menjadi calon wakil presiden mendampingi Megawati Sukarno putri dan menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presidan  (Watimpres). Di kancah Internasional, Beliau terpilih Bersama Din Syamsuddin menjadi salah satu dari 9 presiden pada Word Conference on Religion for Peace (WCRP) atau Konferensi Dunia Agama untuk Perdamian. Beliau juga aktif pada forum International Conference of Islamic Scholar (ICIS).

Beliau dikenal sebagai Tokoh, Ulama’ yang dirindukan ummat dengan sikap ciri khasnya yang melekat. Memiliki pemahaman agama yang moderat, humoris dan nasionalis. Tergambar ketika beliau menyampaikan nasihat-nasihatnya saat berceramah. Pembawaan yang tenang, keluasan ilmu, kedalaman hikmah, bagusnya akhlaq serta penuh dengan kearifannya membuat Beliau dapat diterima Masyarakat meski dari berbeda-beda golongan. Banyak sekali warisan moral yang beliau berikan, ilmu yang di otak akan goncang apabila ada goncangan pada hati seseorang, intelektualitas harus dibarengi dengan teologi kesilaman yang kuat, ada orang berilmu tapi berbuat jahat pada ilmunya sebab tidak mempertanggug jawabkan ilmunya atau tidak mendapatkan hidayah Allah.

Beliau, pendiri dan pengasuh pesantren Al-Hikam yang semakin berkembang dan maju sampai saat ini, sebenarnya i bukan dari keluarga seorang berkecukupan atau terpandang, namun Beliau mampu membuktikan melalui perjalanan hidupnya. Sangat layak menjadi teladan bagi kita, kita telah menyaksikan bahwa kesuksesan Beliau dengan segala prestasinya, apa yang telah Beliau peroleh dan yang dilakukannya semata-mata hanyalah dipersembahkan untuk Islam, Negara Indonesia bahkan untuk dunia. Semoga engkau memperoleh tempat terbaik nan mulia disisi Allah ta’ala serta kami dapat meniru jejak perjuanganmu Amin.

By: Masyhadi Ahyar

admin

admin

About Author

Masyhadi Akhyar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dapatkan risalah terbaru dengan berlangganan

Jadi pertama yang tahu

We don’t spam! Read our privacy policy for more info.